Menikahlah dengan Yang Selevel?

Menikahlah dengan Yang Selevel? - Hallo Pengunjung DROIDBREAK, Anda membaca artikel dengan judul Menikahlah dengan Yang Selevel?, artikel ini kami sediakan dengan baik untuk dibaca dan ambil informasi didalamnya. semoga isi postingan Artikel #GesiWindiTalk, Artikel marriage, yang kami tulis ini dapat menambah ilmu anda. selamat membaca.

Judul : Menikahlah dengan Yang Selevel?
link : Menikahlah dengan Yang Selevel?

Baca juga


Menikahlah dengan Yang Selevel?


Kalo abis nonton film romance, saya bawaannya yang, "Cinta dapat mengalahkan segalanya tanpa peduli status, lifestyle, atau apapun!" Ya iya kan. Rose aja nyatanya nggak masalahin Jack yang hanya pelukis jalanan dan bajunya dekil. Yang jadi masalah hanya gunung es kenapa nabrak Titanic segala.


Terus yah makin ke sini, makin mikir, "Apa iya, cinta bisa mengalahkan segala perbedaan?" Tentunya karena udah liat referensi nyata dari curhatan dan kisah orang-orang. Nggak sekedar dari film lagi. Katanya mending nikah sama yang selevel, what do you think?

Selevel itu maksudnya level apa? Banyak loh ternyata. Level ekonomi, level (gap) usia, level keindahan paras wajah menurut standard orang Indonesia, level background keluarga gimana, level kedalaman agama (ini saya bingung diksi pasnya apa, tbh), level wawasan, you name it. Boleh loh kalo mau nambahin.

Kalau mau bahas semua, bakal sepanjang apa kira-kira. Saya bahas dua aja deh ya hehehe. Baca juga yah menurut Windi Teguh:


Recently yang banyak dibahas (dan banyak yang ngerequest ini juga ke saya) adalah tentang Taqy dan Alma. Ngikutin, nggak?

Buat yang belum pernah tahu, Taqy dan Alma itu pasangan yang menikah di usia muda, tanpa pacaran, lalu LDRan Jakarta-Kairo H+7 mereka nikah. Netizen rada shocked sekarang mereka sedang proses cerai, soalnya nikahnya baru 3 bulanan kali ya, cmiiw.

Baca: Pernikahan Remaja, Yay Or Nay?


Kalau saya baca-bacain komen netizen di akun gosip, banyak yang lebih hujat Alma. Banyak juga yang menilai mereka sering ada konflik karena beda levelnya lumayan jauh. Level di sini adalah tentang pendalaman agama.

Taqy itu hafiz Quran, Alma itu sohibnya Awkarin. Dulu hobi clubbing, lalu memutuskan hijrah nggak gitu lama sebelum nikah sama Taqy.

Baca: Catatan untuk Orangtua, Dulu Saya Pernah Menjadi Karin Novilda

Mereka pernah berantem karena Taqy nggak setuju Alma pakai celana dan main sampai malam. Meanwhile Alma mikir masa 'hanya' kayak gitu aja Taqy ngingetinnya galak, padahal namanya baru aja hijrah kan masih perlu banyak dituntun.

Ya gimana ya. Taqy hafiz pasti punya citra positif untuk dijaga banget. Kalau dia remind Alma, saya pikir sih lumrah. Mungkin dia juga ngarepnya Alma, by default, bisa tahu apa yang boleh dan nggak boleh untuk menjaga nama suami.

On the other hand, saya juga mikir Alma nggak sepenuhnya salah. Namanya orang baru belajar agama bukannya emang pelan-pelan gitu ya. Masa bisa kita expect orang berubah hanya dalam hitungan 3 bulan setelah nikah? Mending 3 bulan kalau ada yang nuntun ngajarin di sampingnya. Lhah ini LDR nya aja beda negara pun.


Buat saya yah yang cuman liat dari luar, beda level agamanya mereka itu jomplang. It's not an easy peasy thing to cope with karena ngaruh juga ke gaya hidup mereka. Alma udah kebiasaan hang out sama temen-temen sampai malam. Jadi buat dia, main sampai malamnya after nikah itu gapapa. Toh cuma ngumpul makan, bukan clubbing. Toh dibolehin ayah ibu. Toh pamit Taqy.

Alma juga emang anak orkay. Barang-barangnya branded. Suka mempercantik diri dengan pakai eyelash extension, facial lalala, dan nggak ada yang protes. Setelah nikah sama Taqy, baru deh kena protes kok pakai eyelash exten bukannya haram, kok sering selfie padahal baiknya kecantikan perempuan nggak terlalu diumbar biar yang bisa nikmatin ya suami doang, etc.

Baca: Ekspektasi VS Realita Pernikahan

Kasihan sih kalau semua-mua dikritik gitu. Tapi Taqy nya juga sama-sama kasihan. Dia dicibir juga karena dianggap nggak bisa nuntun istri. Hafiz kok ngebiarin istrinya begitu, kok nggak bisa bikin istrinya nurut, etc.

Kalo Alma hijrah, tetep nikah muda, tapi nggak sama hafiz Quran, mungkin nggak sebanyak ini protes dan tuntutan masyarakat buat dia. Coba nikahnya misal sama Baim Wong, kayaknya nggak bakal pada julid kalo dia pake bulu mata palsu. Kalo Taqy tetep nikah muda tapi sama perempuan yang pemahaman agamanya lebih sesuai standard istri seorang hafiz, akan lebih sama-sama menjaga juga tanpa harus berantem karena nuntun dari enol.




Level ekonomi juga sering saya lihat case nya. Pasutri nikah dengan background ekonomi yang jomplangnya banget itu sering ada konflik, terutama kalau keluarga perempuan yang lebih tajir.

True story. Saya ada temen, sebut saja Nobita. Hahaha 2018 ternyata nggak bikin Gesi kreatif cari nama samaran! Dia nikah sama Shizuka yang lebih tajir dari dia. Awal-awal nikah sih mulus-mulus aja, toh udah pacaran 5 tahunan ini, jadi kayak udah saling kenal.

Lama-lama Nobita ngerasa istrinya demanding karena:

💣 Shizuka minta Nobita yang bayar semua urusan rumah, kendaraan, etc.

💣 Shizuka juga kerja punya duit, tapi prinsipnya itu uang dia sendiri, untuk kebutuhan dia sendiri.

Baca: Istri Punya Penghasilan Sendiri, Yay Or Nay?

💣 Shizuka walau punya duit tetep masih minta jatah bulanan dari Nobita untuk nyalon, shopping, etc.

💣 Shizuka nggak bisa absen beli barang baru tiap bulan padahal kantong Nobita lagi kering.

💣 Shizuka tetep belinya barang branded, nggak bisa yang lebih murah padahal Nobita kantongnya udah makin kering.

💣 Shizuka marah-marah kalau jatah bulanannya berkurang.


Itu numpuk-numpuk bertahun-tahun, dan sekarang mereka sudah bercerai. Sekilas, kayaknya bakal mikir kok Shizuka keterlaluan, nggak ngertiin suami, boros, etc. But the way I see it, nggak bisa serta-merta bilang Shizuka yang nggak tahu diri.

Why?

👉 Karena seumur hidupnya sebelum menikah, gaya hidupnya ya seperti itu. Belanja barang tiap bulan. Nyalon secara rutin. Pakainya barang branded.

👉 Karena seumur hidupnya selama masih ditanggung kedua orangtua ya ayahnya memberi contoh suami yang bayarin semua keperluan rumah tangga dan rutin kasih jatah bulanan buat leisure ke ibunya.

👉 Karena seumur hidupnya saat masih single, dia terbiasa dapat yang dia mau. Kepengin ini tinggal order atau gesek. Tiba-tiba kepengin Sushi Tei yaudah cus, boro-boro mikir makan sederhana itu gapapa kan sama-sama bikin kenyang. Nggak pernah kekurangan. Nggak pernah sampai harus nabung untuk beli barang branded.

👉 Karena definisi boros Nobita dan Shizuka udah jelas beda.

Baca: Kantong Orang Dan Kantong Kita



Beda level wawasan kayaknya nggak gitu big deal. Bisa diakalin dengan banyak baca apa gimana. Saya dan Adit itu juga wawasannya jomplang. Terus saya coba lebih sering baca berita, nggak melulu akun gosip. Walaupun cuman dari LINE Today. Saya coba baca novel lagi, nggak melulu Miiko. Walau masih cuman novel Bahasa Indonesia, belum yang kayak Adit novel English semua.

Baca: Diari Papi Ubii #19 - Memangnya Suami Perlu Diimbangi?

Mayan loh 3 bulan terakhir tahun 2017 kemarin, saya kelarin baca 4 novel yeay! Masih remeh sih tapi seneng aja soalnya saya bacanya Miiko melulu sebelum ini.


Beda level usia, masalah nggak ya? Kayaknya nggak gitu juga, asal ekonomi dan agamanya nggak jomplang.



Jadi kalau ditanya mending menikah sama yang selevel nggak?

Buat saya, IYA. Kalau nggak bisa bener-bener selevel, ya at least jangan yang jomplang kejauhan.

Untuk menghindari konflik antar berdua dan antar keluarga.

Dan yang saya garisbawahi di sini lebih ke level agama sama level ekonomi aja, karena dua itu yang bisa lead ke beda prinsip. Capek loh kalau beda prinsip sama pasangan. Pasti akan gampang banget ada konflik tentang penting dan tidak penting, boleh dan tidak boleh, boros dan tidak boros, etc. Capek.

Kalo beda agama? Jadi kalo menurut saya, better single atau married? Pernah saya tulis di postingan sebelumnya, cus ke situ aja yah.

Baca: Pacaran Beda Agama, Lanjut Nggak?

Baca: What I Recommend You, Single Or Married?

Abis bahas ini sama Adit, kami yang mikir besok kalau Aiden memutuskan untuk menikah, gapapa banget kalau calon istrinya di bawah kami dari segi ekonomi. Mendingan begitu, daripada keluarga calon istrinya jauh lebih tajir. Kasihan kalau Aiden nggak bisa ngopeni. Khawatir Aiden dipandang remeh juga sama istrinya.

Yaudah deh, udah panjang. Plus ini publishnya kesiangan huhuhu. Let me know what you're thinking on this topic in comment section below 👇👇👇

Btw, kalau Jack nggak tenggelam, bakal awet nggak kira-kira sama Rose? 💭





Love,






Share this

Related Posts

Previous
Next Post »