Showing posts with label Homogenic. Show all posts
Showing posts with label Homogenic. Show all posts

Serpihan Terakhir Dina Risa <> Homogenic

Tulisan ini saya buat bukan untuk menceritakan Homogenic atau membangkitkan duka lama, tapi untuk mengenang kembali kebersamaan Dina-Risa, para seniman idola saya dari Bandung.





Saya memang penggemar Homogenic. Apa pun yang berhubungan dengan mereka pasti sebisa mungkin saya dokumentasikan. Malam ini saya menemukan kembali sebuah rekaman digital di tahun 2006 (jadul pisan) dokumentasi Dina dan Risa mewakili Homogenic untuk interview di sebuah stasion radio. Saat itu mereka mempromosikan konser launching album Homogenic yang ke dua. Selain talk show, mereka pun perform dan membawakan beberapa lagu dari album ke dua mereka dalam versi akustik. Dina memainkan keyboard dan Risa mengisi vokalnya. Tentunya, lagu-lagu itu akan saya sharing disini. Untuk savior atau siapapun yang kebetulan membaca, boleh diunduh :)

dinarisa Untuk mu dunia ku preview



Dari semua lagu yang mereka bawakan malam itu, lagu Lirih benar-benar terasa mendalam dan lebih "mengerikan" di versi akustik ini dan saya sangat menyukainya.

Saya menyebut dokumentasi digital ini "Serpihan Terakhir Dina Risa". Terasa berlebihan, tapi kapan lagi saya bisa mendengar mereka duet? Mungkin suatu hari mereka akan membuat kejutan dengan berduet kembali (#ngarep -_-'). Semoga.



Artikel Terkait :

Album Homogenic - Let a Thousand Flowers Bloom

Homogenic akhirnya benar-benar merilis album terbaru mereka Let a Thousand Flowers Bloom pada 17 April 2010 bertepatan dengan konser mereka. Lumayan lama juga periode album ke-2 sampai album ke-3 ini sekitar 4 tahun. Album ini sebenarnya sudah ramai digembar-gemborkan sejak tahun 2009. Saya fikir album ini akan rilis setelah munculnya film cin(t)a, karena beberapa lagu dari album ini dijadikan musik latar film tersebut. Ternyata mendekati akhir tahun 2009 album ini tidak kunjung rilis. Yah.. entahlah ada apa yang penting albumnya sekarang sudah dipasarkan.


Di album barunya ini, Homogenic sekarang terasa berbeda karena suara vokalisnya sekarang adalah Amandia Syachridar. Suara Amandia sangat amat jelas berbeda sekali dengan Risa Saraswati. Untuk yang sangat fanatik dengan suara Risa, bersiap-siap saja harus menyesuaikan kembali kuping-kupingnya untuk benar-benar menikmati rasa baru dari Homogenic. Kesan pertama saya ketika mendengarkan lagu-lagu di album ini adalah
Asa lain homogenic, euy!

Bukan sepenuhnya karena Amandia, jika sekarang Homogenic terasa berbeda. Musik Homogenic pun semakin canggih. Musik yang sekarang terasa semakin rumit, banyak bebunyian unik dan suara-suara drum asli tidak sesintesis dahulu. Saya tidak akan membahas perbedaan apakah itu dari alat, synth, software reason, dll. Buta huruf saya kalau masalah perangkat teknis musik mereka. Yang pasti, telinga saya merasakan, musik mereka sekarang menjadi lebih rumit dan penuh eksperimen tidak seperti dua album terdahulu.

Dalam album terbaru ini terdapat 12 lagu dan 2 hidden track (I'll be yours dan Dear Lullaby), lumayan banyak juga ya? Kalau saya tidak salah, I'll Be Yours itu dinyanyikan oleh Dina Dellyana seorang diri, benarkah itu?
Banyak sekali lagu-lagu yang ear catchy di album ini. Semua lagunya enak. Sekarang lagu-lagunya lebih ceria, beat-beatnya keras, lagu mellow-nya sedikit. Coba flash back ke album Echoes of Universe, lagu-lagu sendu seperti lirih, confession of emptyness dan unfolding sympathy tidak akan kita temui di album ini. Bukan berarti tidak ada lagu slow di album ini, ada beberapa lagu-lagu down tempo seperti Seringan Awan, Senja Berganti, Dear Lullaby, Is it love dan Am I...

Album ini memang album yang paling ceria diantara 2 album sebelumnya. Banyak lagu-lagu uplifting seperti Radio, Sampai Jumpa, Destiny dan Happy Without You. Lagu Surrealism begitu upbeat mengingatkan kita pada lagu Solaris. Dua lagu favorit saya di album ini adalah Something I Can't Hide sangat berisik dan sangat-sangat... entah lah saya suka sekali lagu ini. Yang ke-2 adalah lagu Weeping Mother Earth, saya suka liriknya dan musiknya membuat kepala saya fresh entah kenapa, mungkin karena bernuansa air. Bernuansa air? Dengarkan saja sendiri.

Album Let a Thousand Flowers Bloom ini benar-benar tidak mengecewakan. Saya suka semua lagunya. Good job Dina, Dea, Amandia. Terima kasih untuk karyanya. Semoga Homogenic tetap solid.

Risa Saraswati Bukan Vokalis Homogenic Lagi!!

Suatu ketika di bulan Oktober 2009, saya membaca status Risa Saraswati yang isinya menyatakan bahwa panggung itu bukan miliknya lagi. Saya pikir wajar saja karena panggung itu milik pengelola gedungnya dan bukan miliknya barang kali. Beberapa hari selanjutnya saya membaca kembali status facebooknya si 'neng' ini yang isinya menyatakan bahwa dia yakin akan ada panggung-panggung lain untuknya. Wah.. ada apa ini? Dua kali baca status Risa isinya selalu mengenai panggung. Akhirnya saya buka halaman facebooknya dan saya membaca banyak sekali komentar orang-orang yang isinya menyatakan kekecewaan dan menanyakan kebenaran bahwa Risa keluar dari Homogenic. Oh nooo....!! Dan saya masih belum percaya akan hal itu.

Pada tanggal 20 Oktober 2009, Homogenic resmi mengabarkan bahwa Risa sudah tidak bergabung dengan Homogenic lagi. Entah apa yang terjadi dalam keluarga Homogenic sehingga Risa harus keluar dari Homogenic. Menurut Homogenic sendiri, Risa keluar karena perbedaan visi dan misi dimasa yang akan datang. Visi misi yang seperti apa ya? Bukankah Dina-Risa sudah benar-benar homogen, satu visi satu misi?

Saya mendengarkan Homogenic sejak saya kelas 2 SMA (2004). Homogenic benar-benar membuat saya suka dengan musik elektronik. Kekuatan Homogenic bukan hanya dari musiknya, tetapi juga dari suara sang vokalis yang menyanyikan lagunya. Suara Risa benar-benar cocok dengan musik Homogenic. Musik Elektronik bersatu padu dengan suara merdu, mengawang-awang bak malaikat benar-benar kolaborasi jenius dan indah. Bisa dibuktikan dengan lagu Homogenic favorit saya yaitu transmutasi, kekal, artificial humanity dan lirih.

Apa jadinya Homogenic tanpa Risa? Homogenic telah merekrut vokalis baru yang diyakini lebih mumpuni daripada Risa. Dia adalah Amandia ex. vokalis Andezzz. Musik Andezzz yang bergenre jazz dibawakan dengan sangat baik oleh Amandia. Apakah Homogenic yang bergenre pop elektronik akan lebih baik jika dibawakan oleh Amandia? Belum tentu. Kita buktikan saja nanti di album ke-3 Homogenic yang tak kunjung rilis dan mungkin akan release dalam waktu yang tidak pasti. Apakah performance Homogenic di panggung akan lebih spektakuler dengan kehadiran Amandia? Kita buktikan tanggal 17 April 2010 nanti di Dago Tea House.

Sekarang, apa jadinya Risa tanpa Homogenic? Intensitas Risa dalam menyanyi di panggung akan berkurang, hal ini menyebabkan para penggemar Risa sulit menyaksikan Risa menyanyi di atas pentas. Saya masih bisa mendengarkan Risa berceloteh di radio sebagai penyiar dan bukan penyanyi (hiks'). Apakah Risa akan kehilangan pamor? Tidak! Risa Saraswati akan selalu hadir di hati para Savior, percayalah! Saya pernah berinteraksi dengannya via Twitter. Ternyata dia sedang membuat proyek solo karir yang akan diberi nama 'Sarasvati'. Dia bilang, itu hanya proyek iseng saja. Tapi saya yakin proyek solo karir Risa tidak main-main. Terus berkarya untuk Risa Saraswati, Aku mendukung mu!

Risa Homogenic tinggal kenangan. Risa Saraswati dan Homogenic sudah berjalan masing-masing dan hal ini benar-benar menghancurkan hati para Savior. Hiperbol? Memang begitu adanya.

Saya pernah merekam Risa ketika live di Braga City Walk yang disiarkan di radio. Risa menyanyikan 3 lagu, yaitu tentang aku, satu bintang dilangit kelam dan luka. Percayalah, suaranya sangat merdu sekali! Walaupun hasil rekaman, tapi kualitasnya bagus. Silahkan download lagunya Risa Saraswati pada link-link berikut ini.

Preview Risa - Luka



Artikel Terkait :