Homogenic akhirnya benar-benar merilis album terbaru mereka Let a Thousand Flowers Bloom pada 17 April 2010 bertepatan dengan konser mereka. Lumayan lama juga periode album ke-2 sampai album ke-3 ini sekitar 4 tahun. Album ini sebenarnya sudah ramai digembar-gemborkan sejak tahun 2009. Saya fikir album ini akan rilis setelah munculnya film cin(t)a, karena beberapa lagu dari album ini dijadikan musik latar film tersebut. Ternyata mendekati akhir tahun 2009 album ini tidak kunjung rilis. Yah.. entahlah ada apa yang penting albumnya sekarang sudah dipasarkan.
Di album barunya ini, Homogenic sekarang terasa berbeda karena suara vokalisnya sekarang adalah Amandia Syachridar.
Suara Amandia sangat amat jelas berbeda sekali dengan Risa Saraswati. Untuk yang sangat fanatik dengan suara Risa, bersiap-siap saja harus menyesuaikan kembali kuping-kupingnya untuk benar-benar menikmati rasa baru dari Homogenic. Kesan pertama saya ketika mendengarkan lagu-lagu di album ini adalah
Asa lain homogenic, euy!
Bukan sepenuhnya karena Amandia, jika sekarang Homogenic terasa berbeda. Musik Homogenic pun semakin canggih. Musik yang sekarang terasa semakin rumit, banyak bebunyian unik dan suara-suara drum asli tidak sesintesis dahulu. Saya tidak akan membahas perbedaan apakah itu dari alat, synth, software reason, dll. Buta huruf saya kalau masalah perangkat teknis musik mereka. Yang pasti, telinga saya merasakan, musik mereka sekarang menjadi lebih rumit dan penuh eksperimen tidak seperti dua album terdahulu.
Dalam album terbaru ini terdapat 12 lagu dan 2 hidden track (I'll be yours dan Dear Lullaby), lumayan banyak juga ya? Kalau saya tidak salah, I'll Be Yours itu dinyanyikan oleh Dina Dellyana seorang diri, benarkah itu?
Banyak sekali lagu-lagu yang
ear catchy di album ini. Semua lagunya enak. Sekarang lagu-lagunya lebih ceria, beat-beatnya keras, lagu mellow-nya sedikit. Coba flash back ke album Echoes of Universe, lagu-lagu sendu seperti lirih, confession of emptyness dan unfolding sympathy tidak akan kita temui di album ini. Bukan berarti tidak ada lagu slow di album ini, ada beberapa lagu-lagu down tempo seperti Seringan Awan, Senja Berganti, Dear Lullaby, Is it love dan Am I...
Album ini memang album yang paling ceria diantara 2 album sebelumnya. Banyak lagu-lagu uplifting seperti Radio, Sampai Jumpa, Destiny dan Happy Without You. Lagu Surrealism begitu upbeat mengingatkan kita pada lagu Solaris. Dua lagu favorit saya di album ini adalah Something I Can't Hide sangat berisik dan sangat-sangat... entah lah saya suka sekali lagu ini. Yang ke-2 adalah lagu Weeping Mother Earth, saya suka liriknya dan musiknya membuat kepala saya fresh entah kenapa, mungkin karena bernuansa air. Bernuansa air? Dengarkan saja sendiri.
Album Let a Thousand Flowers Bloom ini benar-benar tidak mengecewakan. Saya suka semua lagunya. Good job Dina, Dea, Amandia. Terima kasih untuk karyanya. Semoga Homogenic tetap solid.