Belum genap setahun dari launching album perdananya, Sarasvatī kembali membuat kejutan dengan menggelar konser tunggal pada tanggal 14 April 2011 di Dago tea house. Hal ini membuktikan bahwa Sarasvatī semakin diterima dan disukai masyarakat. Tiket konsernya pun ludes hanya dalam beberapa hari. Ckckck teh risa...
Hari H dan sorenya hujan besar. Baru sekarang bela-belain naik motor jauh-jauh hujan-hujanan, sempat nyasar pula untuk nonton konser. Dari tempat parkir sampai tempat penukaran tiket, saya dan adik saya jalan dengan cueknya pakai ponco berdua (mirip barongsai lah). Niat gaya datang ke konser akhirnya baju basah, rambut kelimis, pake sendal jepit di sana. Oke, kembali ke topik.
Begitu masuk, kita dikagetkan dengan sesosok hantu (lebih tepatnya manusia memakai kostum kunti), makhluk halus sepertinya sudah menjadi image Sarasvatī. Sebelum masuk Hall, kita terlebih dahulu harus memasuki sebuah ruangan yang disetting sedemikian rupa menyerupai galeri barang-barang antik dihiasi beberapa aktor yang berperan menjadi makhluk-makhluk mistis. Tidak hanya sampai di sana, kemistisan masih bisa kita lihat di kiri-kanan panggung, dimana terdapat sekumpulan hantu di kiri panggung sedang menatap kuburan di sebelah kanan panggung. Momentum malam jum'at benar-benar di manfaatkan untuk konsep konser Sarasvatī ini.
Konser dibuka oleh seorang lelaki (juru kunci?) yang membacakan puisi sunda (jangjawokan atau pupuh, entah disebutnya apa), dilanjutkan dengan vokal Risa diiringi solo gitar. Saya sangat suka lagu itu, indah sekali. Ada yang tahu judulnya?
Konser kali ini terasa sangat kolosal karena ada lebih dari 40 musisi di atas pentas. Musik Sarasvatī menjadi lebih unik karena dipadukan dengan bohemian orchestra dan karinding attack. Satu persatu lagu-lagu dari album Story of Peter dibawakan dengan baik oleh Sarasvatī. Menikmati musik Sarasvatī malam itu, seperti mendengar musik Walt Disney dicampur musik pedesaan Jawa Barat (sulit membayangkannya :P). Benar-benar unik.
Belasan lagu dibawakan Risa malam itu. Selain membawakan lagu dari albumnya mereka juga membawakan lagu-lagu lain seperti tiga titik hitam, surya tenggelam, dan sebuah lagu baru ciptaan Risa yaitu Aku dan Buih. Risa sempat berkolaborasi dengan vokalis ERK (Cholil) membawakan lagu nasional Gugur Bunga dan Syukur. bangga sekali saya mendengarnya. Lagu itu didedikasikan pula untuk seniman sunda yaitu Alm. Kang Ibing.
Saya ingin bercerita sesuatu yang saya anggap sangat ajaib di konser Sarasvatī ini. Beberapa minggu sebelum konser, saya teringat sebuah lagu yang saya tidak tahu judul lagunya. Saya berfikir, sepertinya Risa Saraswati cocok sekali membawakan ulang lagu ini. Sempat ingin mengutarakan di twitter, tapi berhubung saya tidak tahu judul lagunya maka saya simpan saja dalam hati. Di konser itu sesuatu terjadi, Risa membawakan lagu yang saya inginkan dan akhirnya saya tau judul lagunya. Dia membawakan lagu Melati Suci. Saat itu saya langsung bilang "SUBHANALLAH.." keajaiban terjadi. Saya langsung menyimak, bengong, sedikit berkaca-kaca kala itu.
Hari H dan sorenya hujan besar. Baru sekarang bela-belain naik motor jauh-jauh hujan-hujanan, sempat nyasar pula untuk nonton konser. Dari tempat parkir sampai tempat penukaran tiket, saya dan adik saya jalan dengan cueknya pakai ponco berdua (mirip barongsai lah). Niat gaya datang ke konser akhirnya baju basah, rambut kelimis, pake sendal jepit di sana. Oke, kembali ke topik.
Begitu masuk, kita dikagetkan dengan sesosok hantu (lebih tepatnya manusia memakai kostum kunti), makhluk halus sepertinya sudah menjadi image Sarasvatī. Sebelum masuk Hall, kita terlebih dahulu harus memasuki sebuah ruangan yang disetting sedemikian rupa menyerupai galeri barang-barang antik dihiasi beberapa aktor yang berperan menjadi makhluk-makhluk mistis. Tidak hanya sampai di sana, kemistisan masih bisa kita lihat di kiri-kanan panggung, dimana terdapat sekumpulan hantu di kiri panggung sedang menatap kuburan di sebelah kanan panggung. Momentum malam jum'at benar-benar di manfaatkan untuk konsep konser Sarasvatī ini.
Konser dibuka oleh seorang lelaki (juru kunci?) yang membacakan puisi sunda (jangjawokan atau pupuh, entah disebutnya apa), dilanjutkan dengan vokal Risa diiringi solo gitar. Saya sangat suka lagu itu, indah sekali. Ada yang tahu judulnya?
Konser kali ini terasa sangat kolosal karena ada lebih dari 40 musisi di atas pentas. Musik Sarasvatī menjadi lebih unik karena dipadukan dengan bohemian orchestra dan karinding attack. Satu persatu lagu-lagu dari album Story of Peter dibawakan dengan baik oleh Sarasvatī. Menikmati musik Sarasvatī malam itu, seperti mendengar musik Walt Disney dicampur musik pedesaan Jawa Barat (sulit membayangkannya :P). Benar-benar unik.
Belasan lagu dibawakan Risa malam itu. Selain membawakan lagu dari albumnya mereka juga membawakan lagu-lagu lain seperti tiga titik hitam, surya tenggelam, dan sebuah lagu baru ciptaan Risa yaitu Aku dan Buih. Risa sempat berkolaborasi dengan vokalis ERK (Cholil) membawakan lagu nasional Gugur Bunga dan Syukur. bangga sekali saya mendengarnya. Lagu itu didedikasikan pula untuk seniman sunda yaitu Alm. Kang Ibing.
Saya ingin bercerita sesuatu yang saya anggap sangat ajaib di konser Sarasvatī ini. Beberapa minggu sebelum konser, saya teringat sebuah lagu yang saya tidak tahu judul lagunya. Saya berfikir, sepertinya Risa Saraswati cocok sekali membawakan ulang lagu ini. Sempat ingin mengutarakan di twitter, tapi berhubung saya tidak tahu judul lagunya maka saya simpan saja dalam hati. Di konser itu sesuatu terjadi, Risa membawakan lagu yang saya inginkan dan akhirnya saya tau judul lagunya. Dia membawakan lagu Melati Suci. Saat itu saya langsung bilang "SUBHANALLAH.." keajaiban terjadi. Saya langsung menyimak, bengong, sedikit berkaca-kaca kala itu.